11 Spesies Tanaman Langka di Indonesia


Berikut ini 11 tanaman langka menurut Badan Riset Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Botani

Apa itu tanaman langka? 

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayatinya. Tanaman langka adalah tanaman yang sulit ditemukan hanya di daerah tertentu saja dan dan terancam populasinya. 

Berikut ini 11 Spesies tanaman langka di Indonesia

Calliandra
Tanaman Kaliandra yang dalam bahasa Latin disebut dengan Calliandra calothyrsus merupakan tanaman yang mudah tumbuh liar atau semak yang biasa kita temui di daerah sekitar kehutanan maupun lereng-lereng bukit di kawasan Indonesia. Berdasarkan klasifikasinya kaliandra termasuk kelompok plantae, famili fabaceae yang lebih mudah tumbuh di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi hingga 1500 m dari permukaan laut. Tanaman Kaliandra memiliki keunggulan karena dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau walaupun pertumbuhannya tidak sebagus jika ditanam pada musim hujan.

Kalliandra adalah genus sekelompok tumbuhan berbuah polong (legum), dengan anggota sekitar 200 jenis. Wujudnya berupa pohon berukuran sedang dengan bunga tersusun majemuk. Di Indonesia, orang mengenal kaliandra terutama adalah kaliandra bunga merah (C. calothyrsus) sebagai tanaman penghijauan serta sumber pakan ternak.

Chestnut
Kastanya (kastanye), disebut juga kacang lakci atau berangan (bahasa Inggris: chestnut), adalah nama genus untuk delapan atau sembilan spesies pohon atau perdu peluruh dari famili Fagaceae asal wilayah iklim sedang di bumi belahan utara. Nama ini juga digunakan untuk biji yang bisa dimakan dari cupak (buah) berduri-duri tajam yang dihasilkan pohon ini.

Culilawan Bark
Adalah pohon lawang yang diambil kayunya untuk disuling kemudian dijadikan minyak untuk obat luar dapat digunakan untuk mengobati gatal-gatal.

Rainbow Eucalyptus

Pohon pelangi dengan gradasi warna yang cantik tumbuh di hutan hujan Indonesia terutama di Papua dan Maluku. Batangnya bisa bertambah tinggi rata-rata 2-3 meter per tahun.

Begitu unik, batang kayu pohon pelangi tidak memiliki warna seperti umumnya, misalnya cokelat atau cokelat kehitaman. Tetapi warnanya beraneka ragam, persis seperti warna pelangi di langit saat hujan reda.

Pohon pelangi menyajikan keindahan karya seni alami dari Sang Pencipta dengan berbagai warna yang menempel. Ada merah, biru, hijau, kuning, cokelat, dan aneka warna lainnya, mulai dari akar hingga pucuk tertingginya. Nama ilmiahnya adalah Eucalyptus deglupta yang berarti kayu putih yang mengelupas. Pohon ini lebih dikenal dengan nama pohon pelangi atau rainbow eucalyptus.

Redwood
Pohon redwood (Sequoia sempervirens) menjadi pohon tertinggi di dunia. Dengan tinggi 380 kaki (setara dengan 116 meter) jika ditumbangkan pohon ini bahkan bisa lebih panjang dari satu lapangan sepak bola. Tanaman asli ekosistem sejuk dan berkabut ini dapat ditemukan di Humboldt Redwoods State Park, California, Amerika Serikat.

Para ilmuwan berpendapat bahwa ketinggian tersebut mendekati ketinggian maksimum yang dapat ditumbuhkan oleh sebuah pohon. Hal ini mengindikasikan bahwa pohon redwood bisa lebih tinggi dari saat ini.

Arabica Coffee
Kopi arabika (Coffea arabica), juga dikenal sebagai kopi Arab, kopi semak Arab, atau kopi gunung, adalah spesies dari genus Coffea. Spesies ini diyakini sebagai spesies kopi pertama yang dibudidayakan, dan merupakan kultivar dominan, mewakili sekitar 60% dari produksi kopi global. Jenis kopi lain yang banyak dibudidayakan adalah kopi robusta (C. canephora) (kurang asam, lebih pahit, dan lebih berkafein tinggi dibanding kopi arabika). Kopi arabika berasal dari Ethiopia. Kopi ini tercatat pertama kali dibudidayakan di Yaman, dan didokumentasikan pada abad ke-12. Coffea arabica disebut ‏بُÙ†ّ‎ (bÅ«nn) dalam bahasa Arab, yang diambil dari bahasa Oromo "Buna".

Fragrant Ginger
Kencur atau cikur (Kaempferia galanga) adalah tanaman yang mempunyai akar batang yang tertanam di dalam tanah, biasa dipakai untuk bahan rempah-rempah dan ramuan obat; Bagian tanaman kencur yang sering digunakan adalah rimpang, akar dan daun.

Selain itu, tanaman ini merupakan salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum) maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), tetapi mudah dibedakan dari daunnya.

Red Melanti
Meranti Bunga (Lat.: Shorea leprosula Miq.) adalah nama yang umum di Sumatra dan Kalimantan. Jenis tanaman ini termasuk suku meranti-merantian (Lat.: Dipterocarpaceae). Dalam perdagangan jenis ini digolongkan dalam kelompok meranti merah. Meranti bunga berupa pohon yang dapat mencapai tinggi 70 meter dan diameter 110 cm, dengan tajuk tipis dan lebar, berbentuk payung dan berwarna merah tembaga pucat. Batangnya tinggi, tegak, bulat torak dan lurus, berbanir, berwarna cokelat keabu-abuan, sering mengeluarkan damar yang bila kering berwarna kuning. Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur sampai jorong, berwarna kuning cokelat pada permukaan bawah yang berubah merah tembaga pucat bila kering. Perbungaan berbentuk malai, berbulu dan berwarna cokelat muda, terdapat pada ujung ranting atau ketiak daun. Buahnya berbentuk bulat telur, berbulu, bersayap lima yang berbentuk sodet; tiga sayapnya besar, dan dua sayap lainnya kecil. 

Meranti bunga terdapat di Thailand, Malaysia, Sumatra, Kalimantan, Sarawak, Brunei, dan Sabah, di daerah beriklim basah di dekat pantai sampai ketinggian 750 mdpl. Di Sumatra dan Kalimantan jenis ini banyak sekali dan tersebar luas di hutan Dipterocarpaceae tanah rendah dan bukit. Biasanya meranti bunga tumbuh di tanah liat atau tanah berpasir, bahkan di tanah rawa dan tanah gambut. Jenis ini tumbuh baik di tempat terbuka dan mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi. Meranti bunga sudah berhasil dicoba dibudidayakan dalam skala yang relatif besar. Perbanyakan dilakukan dengan biji, semai, atau tunggul anakan yang dapat ditanam di belukar, bahkan tanah miskin, asal curah hujan cukup tinggi, yaitu lebih dari 190 mm per bulan. Dalam hutan tanaman, jenis ini berbunga pada bulan November–Januari dan berbuah pada bulan Desember–Februari, setiap 4–5 tahun sekali, sedangkan dalam hutan alam masa berbunga dan berbuah beragam, bergantung pada tempat. Biji jenis ini daya hidupnya pendek, hanya dapat disimpan selama satu bulan. Kayunya terdiri atas kayu gubal putih dan kayu teras yang berwarna cokelat muda sampai agak merah, termasuk kelas keawetan IV–III dan kelas kekuatan III–IV, dengan berat jenis 0,52, mempunyai permukaan dengan rupa yang indah. Kayu jenis ini mudah dikerjakan, tidak melengkung dan mengerut terlalu banyak. Kayu meranti bunga baik untuk pembuatan perabot rumah tangga, kayu lapis, kertas dan papan, bangunan, lantai. Kulit kayu menghasilkan juga damar yang berwarna kuning sampai cokelat, yang dalam perdagangan dikenal sebagai damar batu.

Syzygium

Szygium adalah nama genus tumbuhan berbunga, anggota suku Myrtaceae. Marga ini beranggotakan sekitar 500 spesies, menyebar luas di wilayah tropis dan ugahari (subtropis) Dunia Lama. Pada masa lalu marga ini kerap kali dimasukkan sebagai bagian dari marga Eugenia, akan tetapi penelitian yang dilakukan Schmid pada awal tahun ‘70an menunjukkan bahwa kedua genera itu berlainan.

Kebanyakan anggota marga Syzygium merupakan pohon, atau perdu yang selalu hijau, tidak menggugurkan daun. Kebanyakan gundul, sebagian spesies memiliki banir atau akar tunjang. Ranting-ranting membulat atau persegi, dengan buku-buku yang menggembung ataupun tidak, ruas-ruas kerap melenting.

Daun-daun terletak berhadapan, jarang tersebar atau berkarang. Tulang daun utama tenggelam atau beralur di sebelah atas, dengan 1-3 urat daun intramarginal sejajar tepi, dan bintik-bintik kelenjar halus di sebelah bawah. Bunga-bunga dalam jumlah banyak tersusun dalam karangan berbentuk malai, tandan atau payung tambahan, duduk atau bertangkai, berbilangan 4-5. Benang sari lepas-lepas, sering dalam jumlah banyak; bakal buah beruang 2, jarang 3-4.

Buah buni beraneka bentuk dan warna, berdaging seperti spons, seperti kulit atau kering, sering bermahkotakan tabung kelopak atau daun-daun kelopak yang menetap. Biji 1-2, jarang lebih.

Banyak spesiesnya yang menghasilkan buah yang disukai orang, memiliki penampakan indah sebagai pohon hias, atau menghasilkan komoditas industri yang penting seperti cengkih. Karena jenis-jenis anggotanya, marga ini pantas dinamakan sebagai marga jambu atau jambu-jambuan.

Teijsmanniodendron
Teijsmanniodendron adalah genus tumbuhan berbunga dalam keluarga mint, Lamiaceae, pertama kali dideskripsikan pada tahun 1904. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara dan Papuasia.

Cassine adalah genus pohon, dari keluarga tumbuhan Celastraceae
Spesies Cassine tumbuh sebagai semak atau pohon kecil. Bunganya biseksual. Buahnya mempunyai lubang (batu)

dan diameter 110 cm, dengan tajuk tipis dan lebar, berbentuk payung dan berwarna merah tembaga pucat. Batangnya tinggi, tegak, bulat torak dan lurus, berbanir, berwarna cokelat keabu-abuan, sering mengeluarkan damar yang bila kering berwarna kuning. Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur sampai jorong, berwarna kuning cokelat pada permukaan bawah yang berubah merah tembaga pucat bila kering. Perbungaan berbentuk malai, berbulu dan berwarna cokelat muda, terdapat pada ujung ranting atau ketiak daun. Buahnya berbentuk bulat telur, berbulu, bersayap lima yang berbentuk sodet; tiga sayapnya besar, dan dua sayap lainnya kecil. Meranti bunga terdapat di Thailand, Malaysia, Sumatra, Kalimantan, Sarawak, Brunei, dan Sabah, di daerah beriklim basah di dekat pantai sampai ketinggian 750 mdpl. 

Di Sumatra dan Kalimantan jenis ini banyak sekali dan tersebar luas di hutan Dipterocarpaceae tanah rendah dan bukit. Biasanya meranti bunga tumbuh di tanah liat atau tanah berpasir, bahkan di tanah rawa dan tanah gambut. Jenis ini tumbuh baik di tempat terbuka dan mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi. Meranti bunga sudah berhasil dicoba dibudidayakan dalam skala yang relatif besar. Perbanyakan dilakukan dengan biji, semai, atau tunggul anakan yang dapat ditanam di belukar, bahkan tanah miskin, asal curah hujan cukup tinggi, yaitu lebih dari 190 mm per bulan. Dalam hutan tanaman, jenis ini berbunga pada bulan November–Januari dan berbuah pada bulan Desember–Februari, setiap 4–5 tahun sekali, sedangkan dalam hutan alam masa berbunga dan berbuah beragam, bergantung pada tempat. Biji jenis ini daya hidupnya pendek, hanya dapat disimpan selama satu bulan. Kayunya terdiri atas kayu gubal putih dan kayu teras yang berwarna cokelat muda sampai agak merah, termasuk kelas keawetan IV–III dan kelas kekuatan III–IV, dengan berat jenis 0,52, mempunyai permukaan dengan rupa yang indah. Kayu jenis ini mudah dikerjakan, tidak melengkung dan mengerut terlalu banyak. Kayu meranti bunga baik untuk pembuatan perabot rumah tangga, kayu lapis, kertas dan papan, bangunan, lantai. Kulit kayu menghasilkan juga damar yang berwarna kuning sampai cokelat, yang dalam perdagangan dikenal sebagai damar batu.

Syzygium

Syzygium adalah nama genus tumbuhan berbunga, anggota suku Myrtaceae. Marga ini beranggotakan sekitar 500 spesies, menyebar luas di wilayah tropis dan ugahari (subtropis) Dunia Lama. Pada masa lalu marga ini kerap kali dimasukkan sebagai bagian dari marga Eugenia, akan tetapi penelitian yang dilakukan Schmid pada awal tahun ‘70an menunjukkan bahwa kedua genera itu berlainan.

Kebanyakan anggota marga Syzygium merupakan pohon, atau perdu yang selalu hijau, tidak menggugurkan daun. Kebanyakan gundul, sebagian spesies memiliki banir atau akar tunjang. Ranting-ranting membulat atau persegi, dengan buku-buku yang menggembung ataupun tidak, ruas-ruas kerap melenting.

Daun-daun terletak berhadapan, jarang tersebar atau berkarang. Tulang daun utama tenggelam atau beralur di sebelah atas, dengan 1-3 urat daun intramarginal sejajar tepi, dan bintik-bintik kelenjar halus di sebelah bawah. Bunga-bunga dalam jumlah banyak tersusun dalam karangan berbentuk malai, tandan atau payung tambahan, duduk atau bertangkai, berbilangan 4-5. Benang sari lepas-lepas, sering dalam jumlah banyak; bakal buah beruang 2, jarang 3-4.

Buah buni beraneka bentuk dan warna, berdaging seperti spons, seperti kulit atau kering, sering bermahkotakan tabung kelopak atau daun-daun kelopak yang menetap. Biji 1-2, jarang lebih.

Banyak spesiesnya yang menghasilkan buah yang disukai orang, memiliki penampakan indah sebagai pohon hias, atau menghasilkan komoditas industri yang penting seperti cengkih. Karena jenis-jenis anggotanya, marga ini pantas dinamakan sebagai marga jambu atau jambu-jambuan.

Teijsmanniodendron
Teijsmanniodendron adalah genus tumbuhan berbunga dalam keluarga mint, Lamiaceae, pertama kali dideskripsikan pada tahun 1904. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara dan Papuasia.

Cassine
Cassine adalah genus pohon, dari keluarga tumbuhan Celastraceae
Spesies Cassine tumbuh sebagai semak atau pohon kecil. Bunganya biseksual. Buahnya mempunyai lubang (batu). 

Post a Comment

0 Comments